ULANG
TAHUN TERAKHIR RASHA
Kukkuruyuk…… kukkuruyuk……
Suara ayam pun berkokok dan membangunkan semua orang yang tengah
tertidur lelap. Ada
sebuah rumah yang letaknya tidak jauh dari tempat ayam berkokok . Di sana tinggallah satu
keluarga yang terdiri dari ayah, bunda, dan 2 orang anak yang besar bernama
Arya Pratama dan yang kecil bernama Arisa Amelia.
Walaupun ayam berkokok tapi satu keluarga ini tidak bangun dari
tidurnya, tapi malah menarik selimut untuk melanjutkan tidur mereka.
Tepat jam 06:30 alarm jam
di rumah mereka pun berbunyi dan itu mengagetkan satu keluarga yang tadinya
sedang tertidur pulas. Arisa pun bangun dari tempat tidurnya dan langsung pergi
ke wc untuk berwudhu.
Setelah selesai shalat, Arisa pun kaget melihat jam beker di
kamarnya, karena hari in dia masuk kelas pagi. Waktunya Cuma 20 menit untuk
tiba di sekolah.
Dengan berdandan ala kadarnya Arisa pun menggerutu didalam hati,
“kenapa hari-hari ku selalu membuat ku stress. Ini benar-benar menyebalkan”.
Bundanya pun tau bahwa anaknya pasti terlambat lagi dan dia pun
segera membuat roti sebagai sarapan pagi, supaya makannya tidak memerlukan
waktu. Arisa pun senang melihat bundanya yang perhatian sama dirinya.
“Makasih ya bunda, karena bunda selalu mengerti dangan apa yang
ku butuhkan disaat sedang sulit. Makasih bunda” pernyataanku tulus kepada bundaku
dan segera memeluk bunda.
Bunda hanya tersenyum melihat betapa manjanya anak perempuan
satu-satunya. “Iya nak, bunda akan selalu melindungi dan merawatmu, karena
bunda sangat saying sama kamu maupun abangmu, karena itu kamu jangan pernah
nakal dan melakukan hal-hal yang tidak baik kepada orang lain karena itu akan
merugikan dirimu sendiri. Ingat ya nak” pesan bunda kepada Arisa.
Arisa pun mengangguk tanda mengerti nasihat bunda. Setelah itu
Arisa mengambil rotinya dan pamitan kepada orang tuanya.
“Ayah, bunda Arisa pergi dulu ya. Mungkin nanti aku pulang agak
terlambat karena di sekolah ada les tambhan. Assalamu’alaikum” Arisa pun
mencium tangan kedua orang tuanya dan segera lari menuju ke garasi. Dia
berencana membawa motor, tapi abangnya
sudah mengambil motor terlebih dahulu sebelum pergi kuliah. Terpaksa Arisa
memakai sepeda untuk pergi ke sekolah.
Arisa pun memacu sepedanya dangan kencang karena waktu untuk tiba
di sekolah hanya 7 menit lagi. Di jalan, Arisa tidak memperhatikan rambu lalu
lintas. Sehingga dia pun menerobos jalan yang seharusnya dia berhenti.
Akibat dari nekatnya dia tidak tau dari arah berlawanan ada
sebuah mobil melaju kearah Arisa dan membuat tabrakan kecil. Arisa pun terjatuh
dari sepedanya dan memperhatikan luka dibadannya.
Pengemudi mobil yang menabraknya pun segera keluar untuk menolong
Arisa “maafkan saya nak, saya tidak bermaksud untuk menabrak kamu nak. Saya
akan bertanggung jawab untuk masalah ini” Arisa pun sebenarnya pengen memarahi
orang yang telah menabraknya, tetapi melihat pernyataan orang itu yang tulus
meminta maaf membuatnya tidak jadi untuk memarahinya.
Tiba-tiba Arisa pun mengingat bahwa dia sudah terlambat masuk
sekolah. “Sebenarnya badan saya tidak ada luka yang serius akibat kecelakaan
itu, tapi yang menjadi masalahnya adalah saya sekarang benar-benar terlambat
masuk sekolah dan saya benar-benar akan dapat masalah hari ini” ceritaku dengan
perasaan sedih.
Bapak yang mempunyai mobil itu pun bingung dan mendapatkan ide.
“Nak, bagaimana kalau bapak yang antarkan ke sekolah. Biar bapak yang
memberitahu kepada gurumu. Oh ya dimana sekolah mu?” Tanya bapak itu. Arisa pun
kembali tersenyum dan menjawab pertanyaan bapak itu “saya sekolah di SMPN 1
Bandung”.
Bapak itu pun kaget mendengar nama sekolah SMPN 1 Bandung. Karena
terlalu lama berpikir membuat Arisa bingung dan bertanya untuk mendapatkan
kepastian apakah dia akan diantarin / tidak. Bapak yang bernama pak Rudi pun
tersentak dan menyuruh anak itu segera masuk kedalam mobilnya, sepeda Arisa
untunglah sepeda lipat sehingga bisa dilipat dan dimasukkan kedalam mobil bapak
itu.
Selama dalam perjalanan Arisa diam seribu bahasa karena tidak
enak dengan kebisuan didalam mobil, Pak Rudi pun bertanya, “siapa namamu nak?
Kenapa diam saja?”
Arisa pun tersentak dari lamunannya, sambil tersenyum dia pun
menjawab pertanyaan bapak itu ”Nama saya Arisa Amelia, kelas 9.1 di SMPN 1
BANDUNG. Bapak tadi mengantar anak bapak
ke sekolah?” tanyaku hati-hati supaya tidak membuat tersinggung.
“Bapak tadi baru mengantar anak bapak yang sekolahnya sama dengan
kamu, mungkin kamu kenal sama dia.” Jawab bapak itu sambil menyetir mobil.
Arisa pun bercerita kepada bapak itu tanpa ragu dan malu-malu, pak Rudi pun
ikut tertawa mendengar cerita Arisa, dan tak lama kemudian mobil pak Rudi
sampai di sekolah.
Arisa pun turun dari mobil dan terlihat ketakutan, karena dia
bakalan habis dimarahi guru piket yang terkenal pemarah.
Pak Rudi pun dengan tenang berbicara dengan guru piket dan
kemudian Arisa diperbolehkan masuk kedalam kelasnya, setelah mengucapkan terima
kasih kepada bapak yang telah menolongnya.
Sesampainya di kelas Arisa pun langsung duduk di tempat dia duduk
biasanya. Kursi disamping yang biasanya kosong sekarang sudah berisi orang.
Disela-sela kebingungannya anak yang duduk disampingnya pun berkenalan dengan
Arisa.
“Maaf ya aku duduk disebelahmu karena ibu itu yang menyuruh aku
disini. Perkenalkan nama aku Rasha Melani Putri, bisa dipanggil Rasha” ucapnya
riang. Arisa pun senang karena sebelumnya dia duduk sendiri, sekarang dia ada
teman sebangku
Arisa pun asyik bercerita kepada Rasha dan mereka tidak
memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru matematika, akibatnya mereka
berdua dimarahi oleh guru matematika dan diberi hukuman yaitu disuruh menjawab
soal yang ada di papan tulis
Untung Arisa mengerti dengan soal itu sehingga dia dengan mudah
menjawabnya, sedangkan Rasha pun hanya diam dan tidak menulis apapun dipapan
tulis. Arisa pun kasihan dan membantunya mengerjakan soal dipapan tulis.
Setelah selesai mereka berdua pun kembali duduk di tempat duduk mereka
Arisa dan Rasha pun langsung memperhatikan guru yang mengajar.
Beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi dan semua murid berhamburan
keluar dari kelas masing-masing
Arisa mengajak Rasha makan bakso di kantin sekolah mereka. Karena
kantin ramai, terpaksa mereka harus mengantri terlebih dahulu untuk mendapatkan
semangkuk bakso yang panas dan nikmat
Setelah mendapatkan bakso, Arisa pun
duduk di meja yang kosong dan menikmatinya bersama Rasha teman barunya
“Rasha, gimana rasa baksonya, enak tidak?” Tanyaku sambil
menyuapkan bakso kedalam mulutnya
“he…he… iya baksonya enak banget. Besok makan disini lagi ya.”
Ucapnya riang
“OK. Kita akn makan setiap hari.” Jawab Arisa
“Oh ya gimana kalau kita bersahabat. Aku pengen sekali punya
sahabat seperti kamu, mau kan?”
bujuk Rasha pada Arisa yang tengah makan bakso
“Ok dech. Kebetulan aku punya sahabat, sekarang kita mulai
bersahabat. Oh ya sebelumnya aku pengen tau kapan tanggal lahir kamu? Kalau aku
23 September 1997, kamu tanggal berapa?” tanya Arisa
“Kalau aku tanggal 27 Oktober 1997. Berarti kamu lebih tua satu
bulan daripada aku, ea khan?” tanya Rasha
“Ea… Tunggu dulu berarti besok hari ulang tahun kamu dong? Wah
aku harus siapin kado khusus untuk sahabatku yang paling manis ini.” Ucap Arisa
sambil mengedipkan sebelah matanya.
Dan Rasha pun kelihatan senang
Bel selesai istirahat berbunyi, semua murid pun langsung masuk
kedalam kelasnya masing-masing. Arisa dan Rasha mengikuti pelajaran dengan
senang hati
Tepat jam 12 siang, bel pulang berbunyi. Arisa dan Rasha bergegas
untuk pulang
“Arisa, kamu pulang dengan siapa?” Tanya Rasha
“hm…. Aku sebenarnya membawa sepeda. Tapi tadi waktu pergi ke
sekolah aku ditabrak mobil dan kemungkinan aku tidak bisa mengendarai sepeda.”
Jawab Arisa
“Oh gitu… Gimana kalau kamu pulang bareng aku saja, aku dijemput
ama papa nanti. Mau ya?” bujuk Rasha
Sebenarnya Arisa segan karena harus menumpang mobilnya Rasha,
tapi mau gimana lagi kakinya lecet dan sangat susah untuk bisa mengendarai
sepeda. Akhirnya Arisa mau menerima ajakan Rasha untuk pulang bareng
Beberapa lama kemudian mobil papanya Rasha dating. Arisa pun
kaget karena ternyata papanya Rasha adalah Pak Rudi, orang yang menabraknya
tadi pagi. Lalu Pak Rudi juga tersenyum melihat Arisa.
Rasha yang heran melihat Arisa kenal dengan papanya pun bertanya
ke papanya “sejaka kapan papa kenal dengan Arisa?”
Pak Rudi langsung menjelaskan tentang Arisa. Rasha akhirnya
mengerti dengan penjelasan papanya, dan ia juga meminta maaf pada Arisa karena
papanya sudah buat dia luka
Arisa sudah memaafkan papanya Rasha karena Pak Rudi juga membantu
dia dalam mengatasi masalah dengan guru piket.
Setela semua masalah selesai. Mereka pun pulang ke rumah dengan
mobil papa Rasha
Keesokan harinya Arisa bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, ia
sudah menyiapkan kado khusus untuk Rasha dan seluruh teman-temannya juga sudah
menyiapkan acara untuk ultah Rasha
Sesampai di sekolah Arisa langsung berlari menuju kelasnya dan
menyiapkan sesuatu untuk membuat Rasha kaget dan sekaligus senang
Setelah semuanya selesai Arisa dan teman-temanya pun menunggu
kedatangan Rasha
Rasha yang baru tiba di sekolah langsung menuju ke kelas, ia
kaget melihat kelasnya yang kosong dan gelap. Rasha terus berjalan kedalam
kelas lalu tiba-tiba lampu kelas hidup dan semua teman sekelasnya datang dan
Arisa membawa kue ultah.
“Selamat ulang tahun Rasha, ini semua kami persiapkan khusus
untuk kamu. Apa kamu menyukainya?” Tanya Arisa
Kemudian Rasha menangis dan tersenyum haru pada teman-temannya.
Walaupun baru kenal sehari tapi mereka semua baik padanya. Kemudian Rasha
meniup lilin yang ada di kue tart yang dipegang Arisa
Tiba-tiba kepala Rasha terasa sakit dan langsung pingsan. Itu
membuat semua orang panik
Arisa yang kaget lalu menjatuhkan kue tartnya dan langsung
menangkap Rasha yang terjatuh, beruntung Arisa bisa menangkap Rasha kalau tidak
Rasha bisa gegar otak karena terbanting ke lantai
Kemudian Rasha dibawa ke rumah sakit, Arisa panik dan langsung
menelepon papanya Rasha untuk segera datang ke rumah sakit
Akhirnya papa Rasha tiba di rumah sakit, ia langsung panik karena
penyakit anaknya kambuh lagi.
Dokter mengatakan bahwa Rasha harus segera operasi tumor otak,
kalau tidak Rasha akan segera meninggal
Pak Rudi tertunduk lesu. Dulu ibunya Rasha meninggal karena tumor
otak sekarang Rasha juga akan menanggung sendiri sakit yang tidak dapat ditahan
Ayah rasha langsung menuju keruangan dimana Rasha dirawat. Arisa
juga ikut melihat keadaan Rasha
Rasha yang sudah terbangun dari pingsannya tersenyum kepada Arisa
dan papanya. Arisa yang tidak kuat menahan tangis pun akhirnya menangis
“Rasha, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sakit. Walaupun baru
2 hari kita bersahabat, tetapi kamu tetap yang terbaik jadi kamu harus kuat. OK
teman.” Ucap Arisa sambil sesenggukan karena menangis
Rasha tersenyum lagi
“A..ri..sa a..ku se..nang ka..mu dan te..man-te..man i..ngat
de..ngan ul..tah..ku. I..ni be..nar be..nar me..nye..nang..kan. A..ku min..ta ka..do..nya, bo..leh..kan?” Tanya Rasha
“Kalau kamu senang aku juga senang. Ne kado khusus untuk kamu,
biar aku bukain bungkusannya ea…”
Arisa membuka bungkusan kado yang khusus untuk Rasha, isinya
sebuah boneka Teddy Bear yang lucu.
Rasha pun senang karena itu adalah boneka yang sangat dia
inginkan
“A..ri..sa da..ri..ma..na ka..mu ta..u a..ku su..ka bo..ne..ka
i..ni?” Tanya Rasha
“he…he… sebenarnya aku tanya sama papamu apa boneka yang kamu
suka, lalu papamu bilang boneka teddy bear” jawab Arisa
Rasha memeluk boneka itu. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang
sangat hebat
“Pa..pa, Ra..sha min..ta ma..af ya ji..ka a..da sa..lah dan
se..la..lu mem..bu..at pa..pa su..sah de..ngan pe..nya..kit Ra..sha. Maafin
Rasha papa…” ucap Rasha sambil menahan sakit
“Rasha, papa akan selalu memaafkanmu dan kamu adalah anak yang
paling baik. Kalau kamu gak kuat menyerahlah, papa akan merelakanmu” ucap papa
Rasha dengan hati yang sangat pedih
“Ma..ka..sih pa..pa, Ra..sha ti..dak a..kan na..kal. A..ri..sa a..ku ju..ga mi..nta
ma..af ya, ka..lau a..da sa..lah sa..ma ka..mu.” ucap Rasha
Arisa pun menangis dan memegang tangan Rasha
“Kamu gak perlu minta maaf Karena aku akan selalu menyayangimu
sahabat” jawab Arisa
“Ki..ta te..tap men..ja..di sa..ha..bat se..la..ma..nya, ea kan A..ri..sa?” tanya
Rasha
Rasha merasakan sakit lagi lalu papanya segera memanggil dokter.
Namun sayang, saat dokter memeriksa, Rasha sudah meninggal.
Papa Rasha dan Arisa pun menangis, kemudian Pak Rudi mengelus
kepala anaknya untuk yang terakhir kalinya
Siang harinya jenazah Rasha dikebumikan. Ayah Rasha bersabar
dalam menghadapi cobaan yang diterimanya.
Arisa juga ikut dalam acara pemakaman bersama kedua orang tua dan
kakaknya
Setelah semua acara pemakaman selesai, semua orang yang berkumpul
di makam Rasha satu persatu mulai pergi
Tinggallah Arisa sendirian di makam Rasha sambil mengusap pipinya
yang basah karena habis menangis, Arisa pun memegang batu nisan Rasha
“Rasha semoga kamu tenang di alam sana, jaga dirimu baik-baik, kita akan selalu
bersahabat selamanya” ucap Arisa
Lalu Arisa memandangi langit yang tampak bayangan Rasha yang
sedang tersenyum kepadanya.
“The End”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar