Minggu, 02 Desember 2012

Cerpen : Ulang Tahun Terakhir Rasha


ULANG TAHUN TERAKHIR RASHA


Kukkuruyuk…… kukkuruyuk……
    Suara ayam pun berkokok dan membangunkan semua orang yang tengah tertidur lelap. Ada sebuah rumah yang letaknya tidak jauh dari tempat ayam berkokok . Di sana tinggallah satu keluarga yang terdiri dari ayah, bunda, dan 2 orang anak yang besar bernama Arya Pratama dan yang kecil bernama Arisa Amelia.
    Walaupun ayam berkokok tapi satu keluarga ini tidak bangun dari tidurnya, tapi malah menarik selimut untuk melanjutkan tidur mereka.
     Tepat jam 06:30 alarm jam di rumah mereka pun berbunyi dan itu mengagetkan satu keluarga yang tadinya sedang tertidur pulas. Arisa pun bangun dari tempat tidurnya dan langsung pergi ke wc untuk berwudhu.
    Setelah selesai shalat, Arisa pun kaget melihat jam beker di kamarnya, karena hari in dia masuk kelas pagi. Waktunya Cuma 20 menit untuk tiba di sekolah.
    Dengan berdandan ala kadarnya Arisa pun menggerutu didalam hati, “kenapa hari-hari ku selalu membuat ku stress. Ini benar-benar menyebalkan”.
    Bundanya pun tau bahwa anaknya pasti terlambat lagi dan dia pun segera membuat roti sebagai sarapan pagi, supaya makannya tidak memerlukan waktu. Arisa pun senang melihat bundanya yang perhatian sama dirinya.
    “Makasih ya bunda, karena bunda selalu mengerti dangan apa yang ku butuhkan disaat sedang sulit. Makasih bunda” pernyataanku tulus kepada bundaku dan segera memeluk bunda.
    Bunda hanya tersenyum melihat betapa manjanya anak perempuan satu-satunya. “Iya nak, bunda akan selalu melindungi dan merawatmu, karena bunda sangat saying sama kamu maupun abangmu, karena itu kamu jangan pernah nakal dan melakukan hal-hal yang tidak baik kepada orang lain karena itu akan merugikan dirimu sendiri. Ingat ya nak” pesan bunda kepada Arisa.
    Arisa pun mengangguk tanda mengerti nasihat bunda. Setelah itu Arisa mengambil rotinya dan pamitan kepada orang tuanya.
    “Ayah, bunda Arisa pergi dulu ya. Mungkin nanti aku pulang agak terlambat karena di sekolah ada les tambhan. Assalamu’alaikum” Arisa pun mencium tangan kedua orang tuanya dan segera lari menuju ke garasi. Dia berencana membawa motor,  tapi abangnya sudah mengambil motor terlebih dahulu sebelum pergi kuliah. Terpaksa Arisa memakai sepeda untuk pergi ke sekolah.
    Arisa pun memacu sepedanya dangan kencang karena waktu untuk tiba di sekolah hanya 7 menit lagi. Di jalan, Arisa tidak memperhatikan rambu lalu lintas. Sehingga dia pun menerobos jalan yang seharusnya dia berhenti.
    Akibat dari nekatnya dia tidak tau dari arah berlawanan ada sebuah mobil melaju kearah Arisa dan membuat tabrakan kecil. Arisa pun terjatuh dari sepedanya dan memperhatikan luka dibadannya.
    Pengemudi mobil yang menabraknya pun segera keluar untuk menolong Arisa “maafkan saya nak, saya tidak bermaksud untuk menabrak kamu nak. Saya akan bertanggung jawab untuk masalah ini” Arisa pun sebenarnya pengen memarahi orang yang telah menabraknya, tetapi melihat pernyataan orang itu yang tulus meminta maaf membuatnya tidak jadi untuk memarahinya.
    Tiba-tiba Arisa pun mengingat bahwa dia sudah terlambat masuk sekolah. “Sebenarnya badan saya tidak ada luka yang serius akibat kecelakaan itu, tapi yang menjadi masalahnya adalah saya sekarang benar-benar terlambat masuk sekolah dan saya benar-benar akan dapat masalah hari ini” ceritaku dengan perasaan sedih.
    Bapak yang mempunyai mobil itu pun bingung dan mendapatkan ide. “Nak, bagaimana kalau bapak yang antarkan ke sekolah. Biar bapak yang memberitahu kepada gurumu. Oh ya dimana sekolah mu?” Tanya bapak itu. Arisa pun kembali tersenyum dan menjawab pertanyaan bapak itu “saya sekolah di SMPN 1 Bandung”.
    Bapak itu pun kaget mendengar nama sekolah SMPN 1 Bandung. Karena terlalu lama berpikir membuat Arisa bingung dan bertanya untuk mendapatkan kepastian apakah dia akan diantarin / tidak. Bapak yang bernama pak Rudi pun tersentak dan menyuruh anak itu segera masuk kedalam mobilnya, sepeda Arisa untunglah sepeda lipat sehingga bisa dilipat dan dimasukkan kedalam mobil bapak itu.
    Selama dalam perjalanan Arisa diam seribu bahasa karena tidak enak dengan kebisuan didalam mobil, Pak Rudi pun bertanya, “siapa namamu nak? Kenapa diam saja?”
    Arisa pun tersentak dari lamunannya, sambil tersenyum dia pun menjawab pertanyaan bapak itu ”Nama saya Arisa Amelia, kelas 9.1 di SMPN 1 BANDUNG. Bapak tadi mengantar anak bapak  ke sekolah?” tanyaku hati-hati supaya tidak membuat tersinggung.
    “Bapak tadi baru mengantar anak bapak yang sekolahnya sama dengan kamu, mungkin kamu kenal sama dia.” Jawab bapak itu sambil menyetir mobil. Arisa pun bercerita kepada bapak itu tanpa ragu dan malu-malu, pak Rudi pun ikut tertawa mendengar cerita Arisa, dan tak lama kemudian mobil pak Rudi sampai di sekolah.
    Arisa pun turun dari mobil dan terlihat ketakutan, karena dia bakalan habis dimarahi guru piket yang terkenal pemarah.
    Pak Rudi pun dengan tenang berbicara dengan guru piket dan kemudian Arisa diperbolehkan masuk kedalam kelasnya, setelah mengucapkan terima kasih kepada bapak yang telah menolongnya.
    Sesampainya di kelas Arisa pun langsung duduk di tempat dia duduk biasanya. Kursi disamping yang biasanya kosong sekarang sudah berisi orang. Disela-sela kebingungannya anak yang duduk disampingnya pun berkenalan dengan Arisa.
    “Maaf ya aku duduk disebelahmu karena ibu itu yang menyuruh aku disini. Perkenalkan nama aku Rasha Melani Putri, bisa dipanggil Rasha” ucapnya riang. Arisa pun senang karena sebelumnya dia duduk sendiri, sekarang dia ada teman sebangku
    Arisa pun asyik bercerita kepada Rasha dan mereka tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru matematika, akibatnya mereka berdua dimarahi oleh guru matematika dan diberi hukuman yaitu disuruh menjawab soal yang ada di papan tulis
    Untung Arisa mengerti dengan soal itu sehingga dia dengan mudah menjawabnya, sedangkan Rasha pun hanya diam dan tidak menulis apapun dipapan tulis. Arisa pun kasihan dan membantunya mengerjakan soal dipapan tulis. Setelah selesai mereka berdua pun kembali duduk di tempat duduk mereka
    Arisa dan Rasha pun langsung memperhatikan guru yang mengajar. Beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi dan semua murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing
    Arisa mengajak Rasha makan bakso di kantin sekolah mereka. Karena kantin ramai, terpaksa mereka harus mengantri terlebih dahulu untuk mendapatkan semangkuk bakso yang panas dan nikmat
     Setelah mendapatkan bakso, Arisa pun duduk di meja yang kosong dan menikmatinya bersama Rasha teman barunya
    “Rasha, gimana rasa baksonya, enak tidak?” Tanyaku sambil menyuapkan bakso kedalam mulutnya
    “he…he… iya baksonya enak banget. Besok makan disini lagi ya.” Ucapnya riang
    “OK. Kita akn makan setiap hari.” Jawab Arisa
    “Oh ya gimana kalau kita bersahabat. Aku pengen sekali punya sahabat seperti kamu, mau kan?” bujuk Rasha pada Arisa yang tengah makan bakso
    “Ok dech. Kebetulan aku punya sahabat, sekarang kita mulai bersahabat. Oh ya sebelumnya aku pengen tau kapan tanggal lahir kamu? Kalau aku 23 September 1997, kamu tanggal berapa?” tanya Arisa
    “Kalau aku tanggal 27 Oktober 1997. Berarti kamu lebih tua satu bulan daripada aku, ea khan?” tanya Rasha
    “Ea… Tunggu dulu berarti besok hari ulang tahun kamu dong? Wah aku harus siapin kado khusus untuk sahabatku yang paling manis ini.” Ucap Arisa sambil mengedipkan sebelah matanya.
    Dan Rasha pun kelihatan senang
    Bel selesai istirahat berbunyi, semua murid pun langsung masuk kedalam kelasnya masing-masing. Arisa dan Rasha mengikuti pelajaran dengan senang hati
    Tepat jam 12 siang, bel pulang berbunyi. Arisa dan Rasha bergegas untuk pulang
    “Arisa, kamu pulang dengan siapa?” Tanya Rasha
    “hm…. Aku sebenarnya membawa sepeda. Tapi tadi waktu pergi ke sekolah aku ditabrak mobil dan kemungkinan aku tidak bisa mengendarai sepeda.” Jawab Arisa
    “Oh gitu… Gimana kalau kamu pulang bareng aku saja, aku dijemput ama papa nanti. Mau ya?” bujuk Rasha
    Sebenarnya Arisa segan karena harus menumpang mobilnya Rasha, tapi mau gimana lagi kakinya lecet dan sangat susah untuk bisa mengendarai sepeda. Akhirnya Arisa mau menerima ajakan Rasha untuk pulang bareng
    Beberapa lama kemudian mobil papanya Rasha dating. Arisa pun kaget karena ternyata papanya Rasha adalah Pak Rudi, orang yang menabraknya tadi pagi. Lalu Pak Rudi juga tersenyum melihat Arisa.
    Rasha yang heran melihat Arisa kenal dengan papanya pun bertanya ke papanya “sejaka kapan papa kenal dengan Arisa?”
    Pak Rudi langsung menjelaskan tentang Arisa. Rasha akhirnya mengerti dengan penjelasan papanya, dan ia juga meminta maaf pada Arisa karena papanya sudah buat dia luka
    Arisa sudah memaafkan papanya Rasha karena Pak Rudi juga membantu dia dalam mengatasi masalah dengan guru piket.
    Setela semua masalah selesai. Mereka pun pulang ke rumah dengan mobil papa Rasha
    Keesokan harinya Arisa bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, ia sudah menyiapkan kado khusus untuk Rasha dan seluruh teman-temannya juga sudah menyiapkan acara untuk ultah Rasha
    Sesampai di sekolah Arisa langsung berlari menuju kelasnya dan menyiapkan sesuatu untuk membuat Rasha kaget dan sekaligus senang
    Setelah semuanya selesai Arisa dan teman-temanya pun menunggu kedatangan Rasha
    Rasha yang baru tiba di sekolah langsung menuju ke kelas, ia kaget melihat kelasnya yang kosong dan gelap. Rasha terus berjalan kedalam kelas lalu tiba-tiba lampu kelas hidup dan semua teman sekelasnya datang dan Arisa membawa kue ultah.
    “Selamat ulang tahun Rasha, ini semua kami persiapkan khusus untuk kamu. Apa kamu menyukainya?” Tanya Arisa
    Kemudian Rasha menangis dan tersenyum haru pada teman-temannya. Walaupun baru kenal sehari tapi mereka semua baik padanya. Kemudian Rasha meniup lilin yang ada di kue tart yang dipegang Arisa
    Tiba-tiba kepala Rasha terasa sakit dan langsung pingsan. Itu membuat semua orang panik
    Arisa yang kaget lalu menjatuhkan kue tartnya dan langsung menangkap Rasha yang terjatuh, beruntung Arisa bisa menangkap Rasha kalau tidak Rasha bisa gegar otak karena terbanting ke lantai
    Kemudian Rasha dibawa ke rumah sakit, Arisa panik dan langsung menelepon papanya Rasha untuk segera datang ke rumah sakit
    Akhirnya papa Rasha tiba di rumah sakit, ia langsung panik karena penyakit anaknya kambuh lagi.
    Dokter mengatakan bahwa Rasha harus segera operasi tumor otak, kalau tidak Rasha akan segera meninggal
    Pak Rudi tertunduk lesu. Dulu ibunya Rasha meninggal karena tumor otak sekarang Rasha juga akan menanggung sendiri sakit yang tidak dapat ditahan
    Ayah rasha langsung menuju keruangan dimana Rasha dirawat. Arisa juga ikut melihat keadaan Rasha
    Rasha yang sudah terbangun dari pingsannya tersenyum kepada Arisa dan papanya. Arisa yang tidak kuat menahan tangis pun akhirnya menangis
    “Rasha, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sakit. Walaupun baru 2 hari kita bersahabat, tetapi kamu tetap yang terbaik jadi kamu harus kuat. OK teman.” Ucap Arisa sambil sesenggukan karena menangis
    Rasha tersenyum lagi
    “A..ri..sa a..ku se..nang ka..mu dan te..man-te..man i..ngat de..ngan ul..tah..ku. I..ni be..nar be..nar me..nye..nang..kan. A..ku min..ta ka..do..nya, bo..leh..kan?” Tanya Rasha
    “Kalau kamu senang aku juga senang. Ne kado khusus untuk kamu, biar aku bukain bungkusannya ea…”
    Arisa membuka bungkusan kado yang khusus untuk Rasha, isinya sebuah boneka Teddy Bear yang lucu.
    Rasha pun senang karena itu adalah boneka yang sangat dia inginkan
    “A..ri..sa da..ri..ma..na ka..mu ta..u a..ku su..ka bo..ne..ka i..ni?” Tanya Rasha
    “he…he… sebenarnya aku tanya sama papamu apa boneka yang kamu suka, lalu papamu bilang boneka teddy bear” jawab Arisa
    Rasha memeluk boneka itu. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang sangat hebat
    “Pa..pa, Ra..sha min..ta ma..af ya ji..ka a..da sa..lah dan se..la..lu mem..bu..at pa..pa su..sah de..ngan pe..nya..kit Ra..sha. Maafin Rasha papa…” ucap Rasha sambil menahan sakit
    “Rasha, papa akan selalu memaafkanmu dan kamu adalah anak yang paling baik. Kalau kamu gak kuat menyerahlah, papa akan merelakanmu” ucap papa Rasha dengan hati yang sangat pedih
    “Ma..ka..sih pa..pa, Ra..sha ti..dak a..kan na..kal. A..ri..sa a..ku ju..ga mi..nta ma..af ya, ka..lau a..da sa..lah sa..ma ka..mu.” ucap Rasha
    Arisa pun menangis dan memegang tangan Rasha
    “Kamu gak perlu minta maaf Karena aku akan selalu menyayangimu sahabat” jawab Arisa
    “Ki..ta te..tap men..ja..di sa..ha..bat se..la..ma..nya, ea kan A..ri..sa?” tanya Rasha
    Rasha merasakan sakit lagi lalu papanya segera memanggil dokter. Namun sayang, saat dokter memeriksa, Rasha sudah meninggal.
    Papa Rasha dan Arisa pun menangis, kemudian Pak Rudi mengelus kepala anaknya untuk yang terakhir kalinya
    Siang harinya jenazah Rasha dikebumikan. Ayah Rasha bersabar dalam menghadapi cobaan yang diterimanya.
    Arisa juga ikut dalam acara pemakaman bersama kedua orang tua dan kakaknya
    Setelah semua acara pemakaman selesai, semua orang yang berkumpul di makam Rasha satu persatu mulai pergi
    Tinggallah Arisa sendirian di makam Rasha sambil mengusap pipinya yang basah karena habis menangis, Arisa pun memegang batu nisan Rasha
    “Rasha semoga kamu tenang di alam sana, jaga dirimu baik-baik, kita akan selalu bersahabat  selamanya” ucap Arisa
    Lalu Arisa memandangi langit yang tampak bayangan Rasha yang sedang tersenyum kepadanya.
“The End”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar